Subscribe
Dapatkan berita terbaru seputar startup dan inspirasi technopreneurship dengan berlangganan newsletter Grevia.

 

Sharing: Pelajaran Berharga Saya Ketika Gagal Membangun Startup

Startup

Rating : (118)
Pengalaman gagal adalah hal terpenting untuk kesuksesan berikutnya.


Logo Grevia



Setiap orang memiliki jatah gagal. Habiskanlah jatah gagal itu ketika anda masih muda.

Di tahun ketiga setelah lulus dari Universitas Bina Nusantara, saya masih bisa merasakan pengalaman berharga karena pernah menjadi seorang technopreneur atau istilahnya seorang founder (mantan) ketika saya membangun Grevia(dulu Group Evoucher Indonesia, sekarang Group Evangelist Internet Indonesia).

Kala itu banyak bermunculan situs Daily deals, yaitu situs yang menawarkan diskon menarik dalam jangka waktu tertentu (biasanya penawaran berlaku 2-5 hari sebelum promo ditutup) dari khususnya merchant makanan dan minuman di Jakarta, yang sudah sukses model bisnisnya di Amerika dengan Groupon.

Saya masih ingat saat itu, akhir tahun 2011, ada banyak sekali startup di Jakarta yang membangun situs Daily Deals semacam itu salah duanya: Disdus dan Dealkeren (2 startup pertama yang hingga sekarang masih eksis), yang meraih sukses bahkan hingga diakuisisi (Disdus diakuisisi Groupon, sementara Dealkeren diakuisisi LivingSocial). Sementara beberapa startup lainnya yang serupa seperti bomdis.com, diskongokil.com, hemat.com(anak perusahaan kapanlagi),dll terpaksa tutup dikarenakan sulitnya model bisnis ini.

Saya yang baru berpengalaman setahun dalam membuat website, sangat on fire dan excited untuk mencoba membangun sistem dan menjalankan model bisnis itu karena tergiur dengan potensi yang saat itu saya rasakan sangat unik dan ramai dibicarakan orang.

Akhirnya saya, yang saat itu bekerja di bhinneka.com, salah satu pemain retail online yang cukup sukses di Jakarta, memutuskan untuk keluar dan mencari peruntungan dengan menjalani daily deals bersama teman saya yang juga merupakan alumni Bina Nusantara angkatan 2007.

Saat itu, kami hanya berdua. Saya, seorang developer web dengan background Sistem Informasi, dengan teman saya, yang memiliki latar belakang marketing, kami berpikir untuk mengajak teman saya yang juga mengerti server karena memiliki website manga agar kami lebih solid.

Kami bertiga setuju untuk menjalankan Grevia, mencoba peruntungan dengan modal seadanya karena kami masih tidak ada pengalaman sama sekali di dunia bisnis daily deals.

Saat itu, saya yang memikirkan seluruh cara kerja, SOP yang dibutuhkan dan membangun sistem, sementara partner saya membantu untuk urusan negosiasi dengan merchant.

Kesulitan model bisnis Daily Deals ini adalah sulitnya bernegoisasi dengan merchant, dan mengedukasi pemilik bisnis, karena model bisnis ini sebetulnya mengalokasikan biaya marketing merchant yang offline(seperti banner, media cetak) yang tidak terukur menjadi digital marketing.

Menurut saya ada beberapa pelajaran dari kegagalan saya membangun Daily Deals di Grevia :

  • Merchant tidak menganggap model beriklan daily deals ini sebagai langkah promosi yang efektif.
  • Bernegoisasi produk yang ingin dipromosikan, membutuhkan prosedur yang berbelit dan approval yang lama
  • Ketika deals sudah dipublish, jika deals tidak memberikan diskon yang besar atau kombinasi produk tidak sesuai keinginan pasar atau brand Merchant yang kurang dikenal, akan menyebabkan tingkat pembelian voucher yang sedikit.

Pada akhirnya, meskipun kami bertiga sepakat untuk berhenti, saya merasa banyak sekali pembelajaran yang bisa didapat karena terjun langsung kelapangan, menjadi Sales Executive, belajar presentasi ke klien bule, dan menjaga semangat kerja tim. 

Comments


AUTHOR
Rusdi Karsandi @rusdikarsandi linkedin

Techpreneur Grevia.
A digital enthusiast, who loves technopreneurs and startups. I love learning about passionpreneurship and motivates people to concepting new ideas for startups. Let's collaborates & change the world together.

TAG
#pengalaman startup #grevia #daily deals

ARTIKEL TERKAIT

Copyright © 2011 - 2025. Grevia Networks
×