Tweet |
Pada tanggal 17 Desember 2014, saya akhirnya bisa hadir di event dari Startup Grind, yang penuh informasi berharga tentang menjalankan startup yang dihadiri oleh Co-Founder sekaligus CTO Tiket.com, Natali Ardianto.
Bagi anda para pembaca yang belum tahu, Tiket.com adalah sebuah situs yang bergerak di bidang penjualan tiket online, mulai dari tiket maskapai penerbangan, partner resmi KAI (Kereta Api Indonesia), tiket bioskop Blitzmegaplex, bahkan hingga tiket konser seperti konser boyband BigBang dari Korea.
Saya sangat tertarik mengikuti event ini karena sosok Natali Ardianto, CTO yang memiliki pengalaman 12 tahun di dunia IT dan pernah berpengalaman di lebih dari 3 Startup sebagai co-founder yang sudah bisa disebut experienced entrepreneur.
Natali menceritakan Startup pertamanya yaitu Urbanesia.com, yang merupakan sebuah situs portal directory, yang go live dalam 8 bulan. Urbanesia sempat mendapatkan dana dari investor dari Singapura, namun di pertengahan jalan, Natali memutuskan untuk keluar karena ia merasa model bisnis Urbanesia tidak mendapat traction yang baik dari pasar. Urbanesia akhirnya diakuisisi oleh Kompas Group.
Berpindah ke startup keduanya yaitu golfnesia.com, adalah sebuah situs pemesanan lapangan golf online yang terinspirasi dari negara Jepang.
Di Jepang, golf menjadi sebuah aktivitas yang sangat disukai. Meskipun banyak sekali tempat yang menyediakan jasa lapangan golf, tempat-tempat itu seringkali penuh, sehingga anda harus memesan online booking jika ingin bermain golf.
Market sharenya yang luas yaitu rata-rata 80 % orang di Jepang yang menggunakan situs booking online, adalah alasan mengapa Natali mengembangkan golfnesia di Indonesia.
Namun ternyata beda negara, beda pula kebudayaan dan prosedurnya. Ketika Natali go live situs golfnesia.com yang memakan waktu hingga 9 bulan di Indonesia, hampir tidak ada pemesanan dalam beberapa bulan awal. Setelah ditelusuri ada beberapa permasalahan :
Melihat beberapa permasalahan ini dan lambatnya growth Golfnesia, akhirnya Natali memutuskan untuk berhenti dan melanjutkan karirnya sebagai profesional.
Tidak berapa lama setelah itu, Natali bersama teman-temannya mendirikan startuplokal.org , yaitu komunitas yang menyasar ke para pebisnis muda yang ingn mendirikan startup. Natali saat itu pula mendapatkan tawaran menarik bersama beberapa temannya yang telanjur membeli domain tiket.com dan mulailah perjalanan panjang mereka mendirikan tiket.com pada Agustus 2011.
Pada masa awal, Natali memang sudah diset sebagai CTO karena background teknisnya yang sangat baik. Natali juga ditunjuk untuk membuat materi presentasi (disebutkan berupa excel) untuk pitching ke investor. Beruntung, mereka mendapat investor lokal yang tertarik dengan ide bisnis mereka.
Saat itu, mereka sempat beberapa kali mengganti model bisnis dan pivot untuk menyesuaikan blueprint tiket.com agar sesuai dengan market saat itu.
Tidak lama setelah pitching ke beberapa investor, mereka akhirnya mendapat suntikan dana sebesar $ 700.000 dari request funding mereka sebesar $ 800.000. Tiket.com yang masih berupa ide saat itu, go live dalam 100 hari, dan berhasil melakukan soft launching dibantu oleh mentor mereka.
Usai mendapat dana, pekerjaan semakin menumpuk. Tiket, saat itu harus melakukan kerjasama dengan para vendor.
Proses negosiasi dengan pihak maskapai saat itu juga bukanlah pekerjaan mudah. Sempat ditolak beberapa kali, namun berkat kerja keras dan usaha terus menerus, akhirnya beberapa maskapai setuju untuk membuka API ke tiket.com.
Hingga saat ini , total transaksi / omzet tiket.com pada tahun 2014, disebutkan Natali sudah mencapai trilyunan.
Lesson learned dari Natali :
Rusdi Karsandi @rusdikarsandi linkedin Techpreneur Grevia. A digital enthusiast, who loves technopreneurs and startups. I love learning about passionpreneurship and motivates people to concepting new ideas for startups. Let's collaborates & change the world together. |